efek

Minggu, 14 Juli 2013

Preeklamsia Saat Hamil, Gejala, Faktor Resiko, dan Pengobatan

pre eklamsia saat 
hamil Preeklamsia adalah hal yang tidak umum terjadi pada wanita di periode trimester kehamilan mereka. Kurang dari lima persen ibu hamil akan mengalami preeklamsia menjelang usia ke-20 kehamilan mereka. Jika itdak ditangani dengan benar preeklamsia bisa membahayakan Bunda dan bayi anda loh.
Berbahayakah preeklamsia itu?
Preeklamsia disebut juga tekanan darah tinggi saat kehamilan, toksemia selama kehamilan, atau hipertensi akut selama kehamilan. Tekanan darah tinggi yang berhubungan dengan preeklamsia adalah tekanan darah lebih besar dari 140/90 mmHg.  Preeklampsia bisa membunuh bayi Bunda sebab hal ini mengurangi suplai darah yang menuju plasenta artinya makanan serta kebutuhan oksigen junior Anda tidak terpenuhi akibatnya lahir prematur atau malasah lainnya bisa terjadi.
Penyebab preeklamsia
Penyebab utama preeklamsia hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun demikian beberapa faktor pemicunya bisa diamati yakni,
- calon ibu memiliki riwayat hipertensi akut
- calon ibu memiliki riwayat diabetes, penyakit ginjal, artriris, LUPUS, atau scleroderma.
- calon ibu sudah memiliki riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
- selama kehamilan ibu mengalami obesitas
- kehamilan diusia dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun
- hamil lebih dari satu bayi atau kehamilan kembar
- aliran darah yang tidak lancar kebagian rahim
- rusaknya saluran peredaran darah
- ada masalah dengan sistem imun Bunda
- diet yang sangat buruk
Wanita yang bagaimana beresiko terkena preeklamsia
- wanita dengan riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
- memiliki keluarga yang mengalami preklamsia juga
- wanita dengan masalah obesitas
- memiliki riwayat kehamilan yang berulang
- wanita dengan permasalahan sistem autoimun
Bagaimana cara mendeteksi preeklamsia
Berikut beberapa gejala preeklamsia
- naiknya tekanan darah
- mengalami pembengkakan pada bagian wajah, lengan, atau bagian tubuh lainnya
- rasa sakit pada bagian perut
- banyaknya jumlah protein dalam urin Anda
- kencing dengan jumlah cairan yang sedikit
- adanya darah dalam urine
- sakit kepala
- muntah
- mual
- demam
- mata sering berkunang-kunang
- pandangan kabur
- naiknya berat badan dengan cepat (lebih dari 1 Kg per minggu)
Bagaimana preeklamsia mempengaruhi bayi Anda?
preeklamsia yang berat bisa menyebabkan calon ibu mengalami berbagi macam jenis penyakit antara lain:
- stroke
- disfungsi ginjal dan hati
- kejang
- preeklampsia yang lebih kronis
preeklampsia akan mempengaruhi calon bayi Bunda dengan cara :
- Penghambatan perkembngan bayi, ibu yang mengalami preeklampsia akan menyalurkan darah yang terbatas pada bayi mereka akibatnya, bayi kekurangan makanan dan oksigen yang mempengaruhi pertumbuhan bayi.
- Acidosis, bayi yang tidak mendapatkan oksigen yang cukup akan mengesktraksi oksigen yang disimpan di dalam tubuhnya. Hal ini akan mengakibatkan bayi menghasilkan asam laktat, jika kadar asam ini tinggi maka bayi mengalami asidosis.
- kelahiran prematur
Bagaimana mengobati preeklampsia
Pengobatan preeklampsia sangat dipengaruhi oleh apa penyebab dari penyakit itu sendiri. Dokter Bunda tentu saja akan menyelidiki apa kemungkina yang menjadi faktor pemicu preeklampsia Bunda.
Namun demikain hal-hal yang bisa Bunda lakukan saat bunda di deteksi preeklampsia adalah
- secara reguler melakukan kontrol dengan dokter Anda. Pemeriksaan medis yang umum dilakukan adalah cek darah rutin, tes stress, melihat profil biofisik, mengetahui tendensi kenaikan berat badan dan lainnya.
- istirahat cukup baik di rumah maupun di rumah sakit.
- minumlah obat yang direkomendasikan oleh dokter Anda.
- kelahiran dengan menggunakan bedah caesar. Jika umur bayi dirasa sudah cukup dan ibu mengalami preeklampsia sangat parah bisa jadi Bunda akan menjalani proses kelahiran yang lebih cepat dibanding perkiraan Bunda.
Tips:
Didasarkan pada jenis penyakit dan penyebabnya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan setidaknya untuk mencegah preeklampsia. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi ‘aspirin bayi’ delapan miligram setiap hari pada ibu bayi yang tidak mengalami resiko preeklampsia. Selain itu konsumsi vitamin E bisa membantu untuk menghindari resiko terkena preeklampsia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar